Dunia yang Ironis ; Lapar di bumi yang kaya akan makan

Katanya Indonesia negara yang sedang mengalami pertumbuhan ekonomi. Tapi banyak yang tidak percaya dengan pernyataan itu. Banyak masyarakat yang menyebutnya sebagai kebohongan. Termasuk beberapa ilmuwan ekonomi, tokoh agama dan lebih-lebih orang ‘kecil’ dinegeri ini.

Malam itu, saya berjalan pulang menuju kamar kos. Kurang lebih pukul 2 malam lebih. Ketika itu saya mendengar suara berisik yang cukup
menggangu di jalan yang sunyi itu. Terlihat seorang lelaki kira-kira umurnya 60-an tahun sedang berada di balik gerobak yang posisinya didampingkan dengan sebuah tempat sampah.

Saya yakin, dia sedang berusaha melawan kematian yang terus memburunya. Dia sedang mencari sesuatu yang dapat menjanggal perutnya sampai titik darah penghabisannya. Saya yakin juga, kakek sang pahlawan ini tengah berusaha menunaikan kewajibannya pada istrinya yang juga sama profesi dengannya.

Kebanyakan orang dimalam yang dingin itu, sedang pulas dalam tidurnya. Apalagi mereka yang tidur di atas kasur yang empuk, rumahnya dipagari dengan besi-besi yang menjulang tinggi agar kakek dan orang-orang sepertinya tidak bisa masuk dalam rumahnya dan juga dijaga oleh penjaga keamanan komplek rumah (satpam). Sebagai manusia yang sudah tua, harusnya diumur yang uzur ini si kakek menikmati sisa hidupnya dengan istrahat yang cukup atau kehidupan yang ‘bahagia’. Tapi inilah hidup yang rasanya tidak adil bagi si kakek.

Baginya, negara itu telah lepas tanggung jawab terhadap orang-orang sepertinya. Banyak yang meyakini bahwa demi kehidupan yang lebih baik maka manusia melepaskan hak-haknya untuk diserahkan kepada institusi yang bernama negara agar haknya itu dipenuhi. Ternyata negara hanyalah negara yang tak berfungsi sebagaimana mestinya. Seperti dikatatakan oleh Karl marks, negara hanyalah alat yang digunakan oleh oligarki pemilik uang untuk bertindak semena-mena kepada si miskin seperti si kakek tadi.

Tuhan telah menciptakan manusia dengan makanan yang lebih. Seharusnya tidak ada yang miskin dan mati karena lapar di bumi ini. Tapi karena ada yang ingin menguasai dan kikir untuk didermakan maka tidak heran kalau banyak yang kelaparan dan mati karenanya. Mahatma Gandhi pernah berkata: dunia ini cukup bagi orang yang butuh tapi tidak cukup bagi orang yang serakah.

Padahal kelaparan bisa membuat orang berbuat apa saja demi mendapatkan sesuap nasi. Hampir setiap konflik memilki keterkaitan dengan urusan perut (makan). Karena makan adalah kebutuhan mendasar yang tidak bisa tidak untuk di penuhi. Bahkan banyak manusia harus melanggar norma demi makanan. Seperti yang pernah dikatakan oleh orang bijak: orang akan susah taat pada norma jika perutnya masi lapar.

Inilah negeri yang sudah salah urus. Banyak yang tidak becus mengurusnya. Padahal jika diurus dengan baik maka tidak akan ada yang mati karena ketiadaan makanan. Sangat salah, jika ada yang mengatakan negeri atau bumi ini kekurangan makanan sehingga banyak yang meninggal karena lapar. Inilah sebenarnya negeri yang aneh. Aneh karena banyak makanan tapi banyak juga yang mati karena tidak memperoleh makan. Sungguh dunia yang ironis…!!!

Komentar