Tidak Semua Pembaca Adalah Pemimpin Tapi Semua Pemimpin Adalah Para Pembaca

Tiba-tiba saja teleponku berdering saat saya lagi asik berdiskusi di media sosial dengan orang yang tidak pernah ku temui langsung. Mataku segera ku palingkan mencari sumber suara yang disertai dengan rasa penasaran yang ternyata tergelatak sangat dekat dengan kakiku. Terlihat nomor baru yang tidak ku kenal. Ku angkatlah telpon itu. “Halo” kataku sembari menebak siapa orang yang telah menghubungiku

“Ini dengan bapak Marwan”. Saya langsung mengiyakan. Dia memperjelas lagi dengan menanyakan alamat rumah tempat saya tinggal. Tapi alamat yang disebutkan terasa asing karena  bukan tempat saya berkediaman selama ini. Untuk menuntaskan dahaga penasaran, saya kembali memperjelas. “Ini dengan siapa?” tanyaku di ujung telepon. 

“Saya dari pengiriman, ini ada kiriman buku. Tapi saya bingung alamat ini dimana ya. Apa ini sudah cocok” lanjutnya sembari menyebut nama alamat yang dibacanya dari sampul buku yang digenggamnya. Ternyata itu adalah alamat beberapa kawanku tinggal.

Lidah saya ingin kembali bertanya, tapi seketika berhenti sembari berpikir. Terlintas dalam memoriku bahwa pernah beberapa bulan lalu, hampir genap setahun saya pernah memberi alamat kepada seseorang di sebuah percakapan di media sosial. Beliau meminta alamat saya untuk mengirimkan buku. Pasalnya, saya mengucapkan ulang tahun padanya berserta rapalan doa terbaik untuknya sehingga ia memberikan saya buku, meskipun bukan hanya saya yang akan dihadiahi. Bagiku hadiah buku adalah hal yang baik. Buku adalah salah satu hadiah yang keren, menurut saya. 

Beliau adalah Bapak Akbar Tandjung. Seorang politisi sernior di kancah perpolitikan nasional. Beliau pernah menjabat sebagai ketua Partai Golkar dan Ketua DPR RI. Saya mengkuti media sosial miliknya karena kepopuleran dan kekaguman pada beliau. Lebih-lebih lagi, beliau adalah senior di organisasi yang saya ikuti. Bahkan beliau menjadi ketua di situ. Yah, kami dalam keluarga besar HMI (Himpunan Mahasiswa Islam).

“Oh, iya pak. Itu untuk saya tapi saya sekarang tidak di alamat situ. itu hanya tempat tinggal teman-temanku dan mungkin mereka tidak menghuni alamat itu lagi” kataku pada pak pos sambil menyadari bahwa alamat itu akan segerah atau mungkin sudah kosong dari teman—temanku. Menurut kabar terakhir bulan ini rumah itu akan segerah ditinggalkan. Saya memberikan alamat itu, karena menurut saya lebih mudah ditemukan dan saat alamat di minta, umur kontrakan rumah tersebut masih muda, belum akan segerah berakhir.

“Tapi ini pintunya terbuka pak. Sepertinya ada orang di dalam” katanya.

“Kalau gitu coba tanya saja pak. Kemudian sebut namaku pada penghuninya. Kalau mereka kenal berarti titipkan buku itu”. Di ujung telpon saya masih mendengar percakapan tukang pos dan seseorang yang ku kenal sebagai temanku. Dan akhinya buku itu diberikan dan segerah telpon putus dengan sendirinya. Mungkin pulsanya sudah habis.

Setelah chat dengan kawanku yang mengambil buku dan baik hati ini, akhirnya dia berkesimpulan untuk datang menghampiriku dengan sepeda motor spupunya yang akan segera dikembalikan selepas shalat isa di masjid.

Ku lihat bukunya. Ada alamat pengirim yakni dari Akbar Tandjung Institute dan tujuan pengiriman yakni nama saya. Saya buka bukunya sembari berharap ada secari tulisan selain sebuah buku. Benar saja. Ada secari kertas yang berisi permohonan maaf atas keterlambatan buku yang cukup lama dikirim dan kalimat-kalimat lainnya. Di dalam buku juga ada tanda tangan langsung dari Bang Akbar Tandjung. 

Tapi ada yang menarik dari catatan disecarik kertas tadi, yang merupakan motivasi untuk terus membaca.

“Not all readers are leaders but all leaders are readers/ Tidak semua pembaca adalah pemimpin tapi semua pemimpin adalah para pembaca”   ~Harry S. Truman, Presiden Amerika ke-33

Eh, kawanku tadi bernama Sadar Tonga, biasa di panggil Sadar. Hey, are you sadar? Hehe…

*maaf kalau ada salah ketik atau sedikit terpeleset lidah dan pikiran saat membaca, itu karena saya malas membaca dan mengedit ulang tulisan. Hehe.

~Makassar, 21 Juli 2019

Komentar