Sudah dua hari saya di Makassar (lagi)

Alhamdulillah saya kembali lagi ke Makassar. Kota ini cukup bersejarah bagi saya. Banyak proses di sini. Banyak perjuangan di sini. Dan banyak hal yang akan tercerita di sini. Tapi tidak mungkin bisa terceritakan dalam satu tulisan blog semua kisah-kisah itu.

Sejak kemarin saya tiba di sini. Sejak kemarin pula hujan tak kunjung redah. Ada agenda yang harus tertunda untuk diselesaikan hari ini. Agenda yang butuh hujan tidak turun. Tapi tidak boleh mengecam hujan karena Allah punya rencana baik dibaliknya.

Hari ini sebenarnya saya ingin mengunjungi sepeda motor saya sekaligus ingin mengambilnya. Dia berada di rumah teman sejak beberapa bulan terakhir ini. Hampir setahun kalau dihitung-hitung. Pasalnya, saya tinggalkan Makassar selama itu juga. Tapi karena hujan masih menari di atas tanah dengan sejadi-jadinya, maka saya harus menunggunya dulu sampai dia lelah dan berhenti.

Kemarin setelah tiba, saya langsung membereskan masalah-masalah yang menghampiri leptopku. Alhamdulillah sudah fix dengan menerobos hujan untuk menempuh jarak sekitar 4 km dari tempat tinggalku. 

Tentunya, saya butuh transportasi umum seperti mobil yang bernama ojek online untuk menjangkaunya. Meskipun saya harus membayar agak lebih tapi ini lebih baik dari pada tidak menyelesaikannya di hari kemarin. Saya butuh leptop yang bekerja dengan baik dan cepat. Leptop ibarat senjata bagi saya karena peperanganku berada di medan yang terkoneksi internet.

Temanku menawari saya untuk pesan alat yang dibutuhkan untuk leptoku secara online . Alasannya biaya lebih murah tapi harus menunggu sekitar dua hari. Namun saya menolak. Saya memilih untuk menyelesaikan saja hari kemarin meski harus mengeluarkan duit yang sedikit lebih dibanding berbelanja online. Saya butuh waktu yang cepat dan untuk masalah leptop ini, keputusan ini sangat tepat. Sebenarnya, waktu sangat berharga kapanpun dan dimanapun, tinggal memajemen dengan baik saja.

~Makassar, hujan masih menari di atas genting dengan begitu hebatnya, pukul 10:15,10 Maret 2021 

Komentar