Berlangganan majalah/situs berita luar negeri

Terus terang saya masih minim dalam persoalan literasi keuangan termasuk literasi keuangan digital. Sudah beberapa kali saya ikut diskusi bahkan meminta seorang kawan yang saya anggap pandai perihal literasi keuangan untuk menjelaskan kepada saya, namun itu tidak cukup. Pasalnya, waktu yang terbatas sedangkan materi terkait ini cukup banyak.

Saya mengalami masalah literasi keuangan digital ketika saya ingin berlangganan salah satu majalah berbahasa inggris dari luar negeri yang fokus pada isu-isu hubungan internasional. Hal ini saya lakukan karena saya tertarik pada masalah-masalah internasional. Selain itu, saya juga ingin membanyak pengetahuan terkait topik-topik tersebut.

Masalahnya adalah ketika saya kebingungan bagaimana saya harus membayarnya. Bagaimana saya harus bayar? Caranya bagaimana sedangkan mata yang yang digunakan adalah dolar amerika? Kurang lebih pertanyaan-pertanyaan itu yang menggelantung dalam pikiranku. Tapi saya tidak putus asa. Saya coba baca-baca websitenya sembari mengklik tombol-tombol yang saya anggap penting. 

Sampailah saya pada model atau mekanisme pembayaran. Di situ terpampang bahwa tidak ada model pembayaran yang biasa saya lakukan. Umumnya selama ini, jika berbelanja online, saya cukup mentransfer via ATM dan selesai. Barang yang dipesan akan segera dikirim dari toko tempat berbelanja ke tempat saya. Atau jika berlangganan Koran misalnya, maka kunci untuk membaca artikel secara utuh akan terbuka dan bisa langsung dibaca.

Sebenarnya bisa dengan ATM tapi kebetulan kartu ATM ku tidak mendukung sistem pembayaran tersebut. Ini juga mungkin kelemahan sistem keuangan di Indonesia yang ingin terintegrasi ke sistem pembayaran internasional. Bahwa pemerintah belum merealisasikannya secara total. Maksudnya, harusnya semua jenis ATM bisa digunakan untuk melakukan pembayaran internasional. Faktanya tidak demikian. Padahal di ATM ku ada lambing GPN (gerbang pembayaran nasional). “Gerbang” adalah kata yang menjelaskan pintu utama sebagai pusat pergerakan uang, tapi sayangnya tidak demikian.

Untuk mengatasi kebingungan ini, saya mencari informasi sebanyak mungkin. Bertanya pada profesor google, youtube dan teman. Dari beberapa teman yang saya tanya, dua diantaranya ingin membantu untuk membayarkan karena mereka punya ATM khusus yang dapat melakukan transaksi dalam sistem pembayaran luar negeri tersebut. Tapi akhirnya tidak jadi. 

Temanku yang satu mengatakan harusnya pake ATM saya sendiri. Pasalnya, cara pembayaran dengan model langganan (subscribe) akan menarik uang yang ada di ATM temanku dalam setiap periode waktu tertentu. Seorangnya lagi, kurang lebih alasannya sama meskipun dia tetap ingin membantu tapi saya akhirnya yang menolak. Soalnya, saya tidak ingin merepotkan teman dan saya juga ingin agar saya yang membayarnya sendiri. 

Selain itu, dengan melakukan pembayaran sendiri secara otomatis saya akan tau lebih dalam sistem pembayaran ini. Dengan kata lain saya harus memiliki apa yang mereka miliki dan tau apa yang mereka telah tau.

Kalau mau jujur, sebenarnya salah seorang kawanku di atas sudah memberitahukan sekitar dua tahun yang lalu agar saya menggunakan bank yang dia gunakan. Dalam sistem kerja bank tersebut, disediakan kartu ATM yang bisa digunakan dalam transaksi luar negeri. “Padahal sudah saya kasih tau dulu bro, apalagi ini gampang sekali dan memberikan banyak kemudahan”, kurang lebih demikian kata kawanku.

Saat itu saya tidak peduli dengan ajakannya. Soalnya tidak ada kebutuhan yang mendesak atas penggunaan bank/ATM itu. Saya juga tidak berpikir untuk melakukan pembelian barang di luar negeri atau transaksi luar negeri. Hingga pada akhirnya, saya baru menyadarinya sekarang.

“Kecuali saat di Makassar baru bisa buat bro. Kalau ditempatmu sekarang (kota bau-bau)  tidak bisa” dia melanjutkan.

Saya tidak putus asa. Saya berdoa ke Allah agar diberikan jalan keluar dari perihal ini. Saya bertanya lagi ke seorang teman yang bekerja di luar negeri namun pembahasannya kurang lengkap, meski semakin mencerahkan. 

Terakhir, saya bertanya kepada salah satu senior yang pernah menggeluti transaksi-transaksi keuangan luar negeri. Dia menjelaskan juga tapi saya belum menemukan jawaban yang memuaskan. Apalagi dia tidak mengetahui perkembangan terbaru sistem pembayaran luar negeri ini. Dia sudah lama meninggalkan urusan ini.

Tapi dia mengirimkan saya link artikel untuk saya baca serta video untuk saya tonton. Dari pengumpulan informasi tersebut, akhirnya saya menemukan kata kunci yang membuat saya menelusurinya di pencarian di google. Saya semakin tercerahkan. 

Ternyata, saya bisa membuat rekening di bank secara online yang bisa memfasilitasi pembayaran luar negeri dengan mudah. Akhirnya saya lakukan itu dengan mengikuti petunjuk artikel berita yang saya barusan baca. Dan benar saja, tidak sampai 5 menit saya sudah memiliki ATM virtual (e card) yang saya bisa gunakan hari itu juga. Saya sudah bisa mengisinya dengan sejumlah uang. Sementara ATM fisiknya sedang dikirim dari Jakarta dengan semua biaya ditanggung oleh bank. Saya tidak mengeluarkan uang sepeserpun dari pembuatan sampai selesai.

Saya juga baru tau ternyata teman saya di atas belum tau perkembangan terbaru bahwa untuk memiliki rekening atau ATM di bank tersebut bisa dilakukan secara online. Ah, zaman memang bergerak cepat. Teknologi dan informasi semakin cepat.

Malam harinya saya langsung melakukan transaksi dengan mulai berlangganan situs berita/majalah online tadi. Saya melakukan pembayaran dengan bimbingan informasi yang saya dapatkan dari hasil pencarian saya. Saya berhasil.

~Bau-bau, 10 April 2021
 

Komentar