Subuh yang indah dan asmara shalat subuh

Saya suka waktu subuh meski saya sering sulit untuk bangun pada waktu ini. Tapi kalau bulan ramadhan mau tidak mau harus bangun subuh, malah sebelum subuh untuk makan sahur dan esoknya berpuasa. Kalau tidak salah, makan sahur tidak wajib tapi sangat dianjurkan karena disitu ada keberkahan. Bahkan doa-doa akan mudah di ijabah karena momen ini salah satu momen yang dispesialkan. Wallahualam.

Bulan ramadhan membuat waktu subuh menjadi lebih spesial. Tadi saat saya ke masjid untuk shalat subuh, saya melihat banyak orang yang berbondong-bondong ke masjid. Ini memang hal yang biasa saat bulan ramadhan, apalagi di hari-hari awal bulan ramadhan. Baik tua maupun muda. 

Anak-anak juga cukup banyak. Selain untuk shalat, mereka biasanya senang bertemu dan berkumpul dengan teman-temannya di masjid dan pelataran masjid. Saya katakan demikian karena saya pernah berada di usia mereka. Anak-anak memang hakikatnya adalah periode banyak bermain dan berkumpul. Ada pembelajaran dan pengalaman di sana.

Hal-hal tersebut membuat orang-orang ramai tatakala di subuh hari. Ini saya temui di banyak tempat yang pernah saya berada disitu. Di kampung saya juga demikian. Meskipun biasanya juga akan tergantung pada semangat. Seperti yang saya katakan tadi di atas, bahwa di awal ramadhan orang-orang bersemangat, namun sering semakin ramadhan mendekati hari terakhir maka semangat ikut memudar. Hanya orang-orang yang bermental baja yang mampu memelihara semangat hingga detik-detik terakhir bahkan setelah ramadhan.

Di kampungku dulu, usai shalat subuh di bulan ramadhan, anak-anak sekolah sering jalan-jalan. Saya pernah mengalaminya. Saya dan teman-teman berjalan kaki ke tempat-tempat yang lumayan jauh dari rumah. Banyak yang melakukannya sehingga jalanan menjadi ramai. Ada kebahagiaan tersendiri. Saya juga tidak tau kenapa ada jalan-jalan spontanitas seperti itu dan tanpa ada pihak yang mengkoordinasi. Semua mengkoordinasi dirinya masing-masing. 

Kebetulan saat ini saya tidak berada di kampung, jadi saya tidak tahu perkembangan terbaru, apakah tradisi jalan-jalan pagi usai subuh ini masih dilanjutkan atau tidak. Namun, tahun lalu saat masih di kampung, usai subuh saya dan beberapa teman melakukan jalan-jalan. Ada juga yang jalan-jalan seperti kami tapi cuman sedikit. Bisa dihitung jari. Berbeda dengan masa anak-anak seperti yang saya singgung di atas.

Ada juga fenomena menarik yang saya temui saat di Makassar. Saya pernah mendengar istilah “asmara shalat subuh”. Maksudnya, momen ini digunakan oleh muda-mudi untuk menjalin asmara. Bagi yang belum punya pasangan, akan saling bermanuver dengan segala macam gerak geriknya. Mereka ke masjid memang untuk shalat tapi ditambah dengan “kegiatan lain” tersebut. Tentunya tidak semua muda dan mudi melakukannya. Masih lebih banyak yang tidak melakukan "kegiatan lain" tersebut.

Pernah saya mengemudikan motor di jalan layang (flyover) Makassar di subuh hari saat ramadhan tentunya. Saya melihat pasangan muda-mudi duduk di atas motor yang mereka parkir di pinggir jalan layang tersebut sembari menikmati aura kota Makassar dari atas. Kostum mereka adalah kostum untuk pergi shalat subuh di Masjid. Kira-kira seperti ini maksud dari asmara shalat subuh tersebut. Sebenarnya tidak hanya shalat subuh, tetapi juga pada momen shalat tarwih yang kemudian juga dikenal dengan istilah “asmara shalat tarwih”. Hehe.

Memang subuh (terlebih saat ramadhan) terkandung suasana yang tenang, semangat baru dan udara segar. Nuansa spiritualnya juga cukup kental. Ada rasa yang berbeda. Mungkin ini alasannya dari semua ini.

~Bau-bau, 5 Ramadhan 1442 H / 17 April 2021. Sekarang sudah pagi. Saya menulisnya di momen ini untuk lari dari rasa ngantuk yang menggoda.