Kita akan jelek di mata orang yang membenci kita dan sebaliknya

Beberapa malam yang lalu saya diminta oleh kawanku (juniorku) untuk ikut berdiskusi di satu akun media sosialnya secara langsung (live). Topik yang didiskusikan adalah masalah Palestina-Israel yang akhir-akhirnya ini mencuat ke permukaan karena terjadi perang kembali antara pejuang Hamas Palestina dan Israel yang masih melanjutkan penjajahannya. 

“Saya tidak paham soal ini kak, makanya saya minta kita untuk berbicara tentang ini. Apalagi temanku  yang akan jadi lawan diskusi ta’ tertarik dengan isu-isu internasional seperti ini” katanya.

Teman yang akan jadi partner diskusi tersebut adalah salah satu mahasiswa S2 di Australia dan juga berkebangsaan Australia. Jurusannya juga sama dengan jurusan saya, yakni hubungan internasional. Kami berdiskusi ‘live’ yang menurut rencana awal di media sosial Instagram (IG). Tapi akhirnya kami pindah ke platform media sosial lain karena ada salah satu teman kawan dari Australia ini yang ikut dalam diskusi kami berbuat jahil. 

Tindakannya menurut kami tidak sopan bahkan untuk ukuran Australia sendiri yang liberal. Akhirnya kami pindah ke WhatsApp (WA). Sehingga jika di IG banyak orang yang bisa gabung maka di WA kami jadinya hanya bertiga dengan melakukan panggilan video. Kami tidak mengajak orang lain karena takutnya akan membuat ‘rusuh’ seperti di IG tadi.

Kamipun memulai diskusinya. Juniorku hanya mendengar karena dia sudah katakan sebelumnya bahwa tidak punya pengetahuan soal topik yang sedang dibahas. Saat diskusi berlangsung, saya amati bahwa kawan dari Australia ini adalah pendukung Israel atas penjajahannya pada Palestina. Dia tidak mengakui bahwa di tanah Palestina ada penjajahan yang dilakukan oleh Israel. Israel tidak bersalah atas apa yang telah dilakukan. 

Terkait aksi militer dan pembunuhan terhadap warga Palestina, Israel menganggap hal tersebut sebagai upaya membela diri dari ancaman dan serangan ‘kelompok teroris’ dari Palestina. Narasi ‘membela diri’ dan menyebut pejuang kemerdekaan Palestina (Hamas) sebagai teroris merupakan narasi yang terus diproduksi agar masyarakat dunia berpihak pada Israel. Narasi ini juga digunakan oleh sekutu-sekutu Israel terutama Amerika.

Saya melihat, orang-orang seperti kawan dari Australia ini cukup banyak bahkan di Indonesia sekalipun. Di Indonesia juga banyak yang membela Israel. Saya lihat selain termakan oleh narasi yang diciptakan Israel dan sekutunya tadi, ada juga karena kebenciannya terhadap islam dan kelompok-kelompok islam. Padahal sudah sangat jelas bahwa Israel dari sisi hukum internasional dan kemanusiaan adalah pihak yang salah.

Tapi begitulah. Kebencian sering menutupi kejernihan pikiran. Kata orang bijak: kita akan terlihat jelek dimata orang yang membenci kita. Sebaliknya pula, kita akan terlihat indah di mata orang yang mencintai kita. Disinilah kita harus berani berpikir adil dan jujur terhadap masalah ini. Tidak sampai sejam, diskusi kami berakhir dengan kesimpulan masing-masing.

~Bau-bau, 8 June 2021
 
 
 

Komentar

  1. SERING KALAH MAIN SPORTBOOKS? YUK COBA BERGABUNG DENGAN KAMI DI BOLAVITA !!

    Ada BONUS 10% untuk Member baru lohh, BOLAVITA menyediakan berbagai macam permainan nya juga.

    Bolavita merupakan Bandar terbaik di Indonesia, tentunya berapapun kemenangan Anda langsung di bayar full tanpa ada potongan.

    Dengan minimal deposit Rp 50.000,- dapat memainkan semua permainan yang ada.

    TERSEDIA DEPOSIT VIA :
    => PULSA ( XL & TELKOMSEL )
    => E-wallet (OVO, LINK AJA, GO-PAY, JENIUS dan DANA)
    => Bank (BCA, BRI, BNI, MANDIRI, CIMB NIAGA dan DANAMON)

    KLIK DISINI UNTUK MENDAFTAR BOLAVITA

    Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami via livechat ataupun :
    ✔ WA / TELEGRAM : +62812-2222-995
    ✔ INSTAGRAM : @bola.vita
    ✔ FACEBOOK : @bolavita.ofc

    BalasHapus

Posting Komentar