Cerita dengan dua nenek penjual

Dua hari yang lalu, saya ke pasar mengantar ibu. Sekalian saya membeli beberapa barang yang selama ini telah saya rencanakan. Sering juga barang yang tidak saya rencanakan. Hal ini adalah sesuatu yang wajar karena saya sering tertarik membeli suatu barang ketika barang itu terlihat.

Pasar Laelangi. Demikian pasar ini dikenal. Setelah mutar-mutar mencari barang yang dicari ibu, kami akhirnya sampai di area penjual sepatu. Cukup banyak sepatu yang dijejer di situ. Penjualnya pun juga demikian, meski pasti lebih banyak sepatu yang berjejer tersebut. 

Saya memang ingin membeli sepatu. Lebih tepatnya sepatu yang mungkin bisa dikatakan semi sepatu. Pasalnya, saya bisa gunakan layaknya sandal. Tapi sepatu tersebut bisa juga difungsikan sebagai sepatu layaknya sepatu pada umumnya, bahkan bisa dipakai dalam ruang-ruang formal.

“Ini berapa harganya?” tanyaku ke seorang nenek, meskipun belum renta. Sebenarnya agak ragu juga sih menyebut mereka nenek. Beliau cukup enerjik dari tampakan dan caranya menjual. “Pake saja dulu” sembari menyuruh dengan nada memaksa. 

“Tapi harganya berapa nek?”. 

“Coba saja dulu”.

Saya mengikuti perintahnya. Tapi dari caranya yang agresif, saya mulai hati-hati. Sepertinya saya dipaksa untuk membeli. Apalagi datang lagi seorang wanita yang seumurannya. Beliau sama dengan nenek yang pertama. Keduanya sama-sama memaksa saya.

Saya sebenarnya tidak suka dengan sepatu yang ditawarkan tersebut. Makanya, saya sampaikan maksud saya. Bahwa saya sedang mencari jenis sepatu yang tidak seperti yang mereka jelaskan. Tapi sepatu tersebut tidak ada pada jejeran dagangan mereka. Namun, mereka tetap memaksa saya untuk membeli. 

Singkat cerita saya tidak jadi membeli. Saya tinggalkan toko sepatu tersebut. Ada rasa kesal namun juga kasihan karena dua wanita yang saya hadapi tersebut sudah tergolong nenek-nenek.

“Memang, pembeli cukup sepi. Jualan kurang laku. Ini karena korona. Jadi mereka memaksa seperti tadi,” ujar ibu menanggapi kedua penjual tadi. Saya kira, saya setuju dengan pendapat ibuku. Hal ini juga yang membuat saya semakin iba. Tapi tetap tidak membuat saya kembali membeli sepatu yang ditawarkan tadi.

Dari pertemuan tersebut, saya menasihati diri saya sendiri untuk selalu meningkatkan rasa syukur yang sebesar dan sebanyak-banyaknya pada kehadirat Allah SWT. Dalam situasi apapun dan dimanapun. 

Pertemuan itu juga mengajarkan bahwa rasa syukur biasanya lahir ketika kita berhadapan dengan orang yang kelihatannya “lebih susah” dibanding kita. Makanya islam berpesan dalam urusan dunia agar kita selalu melihat ke “bawah” agar rasa syukur pada diri kita selalu tumbuh.

Semoga kedua nenek tadi selalu mendapat kasih sayangNya, termasuk lancar Rezekinya. Doa ini juga untuk seluruh penjual dan setiap orang yang sedang menghadapi masalah. Aamiin.

~Bau-bau, 26 Agustus 2021 
 

Komentar

  1. Caesars Casino - Las Vegas - MapYRO
    Find the 용인 출장안마 closest casino 울산광역 출장샵 to Harrah's 영천 출장마사지 Resort Southern California in Las Vegas. 2490 Las Vegas 울산광역 출장마사지 Blvd S, Harrah's Resort Southern California in the 안산 출장샵 CA

    BalasHapus

Posting Komentar