Tukang Jahit yang Langkah dan Marketing

sumber gambar: https://id.pngtree.com/so/penjahit-kartun

Beberapa hari ini saya cukup membutuhkan tukang jahit. Di pulau kampung halaman saya, tukang jahit masih tergolong jarang. Ada beberapa sih tapi belum terkategori profesional. Yang profesional hanya hitungan jari, satu atau dua orang saja dalam jangkauan pengetahuan saya. 

Mungkin ada juga penjahit yang lain di “kampung” sebelah tapi jarak yang cukup jauh. Itupun masih mungkin alias hanya perkiraan saja. 

Kondisi ini membuat dua penjahit yang profesional ini tetap mendapat pelanggan walaupun harus antri panjang. Yah, mau bagaimana lagi. Kondisi memaksa demikian. 

Apalagi satu dari dua penjahit tersebut tidak lagi menerima orderan yang banyak dan kurang fit lagi seperti sedia kala. Bahkan bisa dikatakan tidak menerima pelanggan lagi.

Pagi ini saya berkunjung kembali ke tukang jahit langganan. Bukan untuk mengambil baju yang sudah pernah dibawa sebelumnya (kalau sudah jadi sih Alhamdulillah) tapi membawa baju yang baru untuk di”edit”. 

Saya yakin baju sebelumnya belumlah selesai karena antrian yang panjang dan saat komunikasi awal dengan penjahitnya, saya katakan baju saya belum begitu mendesak untuk diselesaikan. Sehingga saya tidak masuk daftar prioritas dari sekian banyak pakaian yang antri untuk diselesaikan. 

Biasanya penjahit akan mendahulukan pelanggan yang menyatakan keterdesakannya untuk menggunakan pakaian tersebut seperti ingin segerah berangkat ke luar pulau. Situasi ini dipahami betul oleh penjahit sehingga akan segera diselesaikan apalagi jika disampaikan bahwa jadwal keberangkatan hari dan tanggal ini.

Saya Pun melakukan hal yang sama. Hari ini saya “mendesak” agar pakaian saya segera dieksekusi (Sebenarnya baju istri saya juga sepaket dengan baju saya untuk diselesaikan). Bahwa saya akan berencana berangkat beberapa hari lagi. Penjahit mengiyakan. Alhamdulillah.  

Nomor antrian yang panjang di penjahit ini kadang membuat orang bosan bahkan mengeluh untuk menunggu pakaiannya. Kadang orang lain berpikir untuk ke penjahit lain tapi masalah adalah tidak ada penjahit profesional lain.

Ibarat oase di tengah gurun. Barang yang langkah akan sangat berharga. Barang yang banyak akan kurang berharga. Demikian teori ekonomi secara umumnya. Barang dalam konteks ini adalah tukang jahit professional.

Banyak pelajaran marketing di sini. Kelangkaan barang atau nilai (value) membuat kita berharga di mata konsumen. Bahkan, masih dalam dunia marketing, ada perusahaan besar global yang sengaja mengkondisikan pasar atau pikiran konsumen bahwa barang yang mereka jual adalah langkah (limited edition) sehingga barang mereka tetap mahal serta prestisius.

Tomia, 1 Agustus 2023
 

Komentar