Upacara Bendera Bawah Laut Wakatobi

Tanggal 17 agustus kemarin telah diadakan upacara pengibaran bawah laut bendera merah puti di wakatobi. Kegiatan itu dilakukan sebagai bentuk peringatan kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 65. sebagai masyarakat wakatobi, saya merasa bangga apalagi di tampilkan di salah-satu televisi swasta ternama. Saya yakin, masyarakat wakatobi lainpun akan bangga ketika melihat tanah tumpah darahnya sebagai tempat kegiatan itu. Sungguh prestasi luar biasa dan patut diapresiasi bagi pemerintah wakatobi yang mampu mempromosikan wakatobi di momentum yang sangat sakral ini.

Upacara bawah laut itu, tidak sekedar untuk merayakan kemerdekaan Indonesia. Pada saat yang sama sebagai bentuk promosi tentang keindahan bawah laut wakatobi. 'begitu indahnya pemandangan bawah laut wakatobi', begitulah sepenggal inti dari pembicaran dalam acara perayaan kemerdekaan di bawah laut tesebut meskipun tidak bisa dinafikan dengan keheningan upacara kemerdekaan tersebut. Saya tidak tau berapa dana APBD yang dihabiskan untuk kegiatan ini apalagi dihadirkannya salah-satu televisi swasta sebagai media publikasinya. Berapa pajak atau uang rakyat yang digelontorkan. Meskipun mungkin bisa dikatakan sebagian besar masyarakat wakatobi bangga dengan kegiatan yang tidak pernah terjadi sebelumnya ini, namun mereka tertipu dalam kesenangannya. Masi banyak masyarkat yang belum bisa sekolah, miskin, tidak memiliki modal usaha dan masih banyak lagi (capek tulisnnya).

Kira-kira apa manfaat di balik diadakannya upacara bawah laut wakatobi tersebut...??? oke, dengan dipublikasikannya upacara bawah laut itu menjadikan wakatobi terkenal. Dengan terkenalnya wakatobi dengan keindahan bawah lautnya membuat para wisatawan akan berkunjung ke wakatobi. Selain itu, para investor juga akan mudah datang ke wakatobi untuk berinvestasi. Apakah tidak bagus, kalau para wisatawan berkunjung wakatobi ??? toh, dapat menaikan pendapatan daerah. Pendapatan daerah akan meningkat dengan tajam jika pariwisata waktobi dikelolah secara proporsional dan tidak salah arah. Perlu kita ketahui bersama bahwa sebagian besar industri parisiwata wakatobi dikelolah oleh swasta, bukan pemerintah. Ini jelas, bahwa sebagian besar pendapatan pariwisara akan masuk ke kantong-kantong pribadi tertentu. Kita tidak perlu menyebutkan industri apa dan siapa yang mengelolahnya tapi yang penting kita ketahui adalah pemerintah wakatobi melakukan promosi keindahan bawah laut sebagian besar untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.

Selain dukungan media publikasi dan promosi yang telah menghabiskan dana APBD, juga dukungan infrastruktur berupa lapangan terbang. Pembangunan lapangan terbang di ibukota kabupatan, Wangi-wangi, telah menghabiskan dana bermiliaran rupiah dan ini tentunya dari APBD yang notabene dari uang rakyat. Hemat saya, pengadaan bandara itu memang perlu tapi belum saatnya. Masih banyak hal urgen yang perlu direalisasikan misalnya pendidikan. Fakta yang ada di lapangan, ternyta pembangunan infrastruktur untuk pendidikan belum memadai dan tergolong gagal. Misalnya di tomia, tepatnya di SMAN 2 TOMIA. Sekolah negri ini masih kekurangan ruangan belajar sehingga para siswa dan guru bergiliran mengadakan proses belajar mengajar. Belum lagi jika disinggung tentang kualitas guru yang memprihatinkan. Ini semua menjadi tanggung jawab pemerintah. Sungguh ironis...!!!

Ku tulis demi memenuhi hak dan kewajiban saya sebagai masyarakat wakatobi untuk mengkritik pemerintah-ku. Salah-satu jihad adalah mengatakan kebenaran kepada penguasa yang zalim.
(makassar, 18 agustus 2010)

Komentar