Amerika; Di balik Bantuan Bencana Alam?

Ketika terjadi bencana alam di Indonesia dalam waktu terakhir ini banyak kalangan tergerakan kemanusiaannya. Salah-satunya terwujud dalam memberikan bantuan. Bantuan datang baik dari dalam negri maupun luar negri. Amerika adalah salah-satu donatur bantuan dana kemanusiaan yang di berikan kepada Indonesia untuk dialokasikan ke korban bencana alam. Disini penulis hanya menspesifikasikan pembicaraan pada bantuan luar negri yaitu dari Amerika.

Sebelum lebih jauh membincangkan tentang bantuan tersebut, alangka baiknya terlebih dahulu melihat selayang pandang tentang Amerika. Amerika dikenal sebagai pelakasana demokrasi yang sejati. Karnanya di era modern sekarang ini selalu menjadikan Amerika sebagai patron parameter kesuksesan penyelenggaraan demokrasi, salah satu wujudnya adalah menghargai hak hidup manusia dan menciptakan kehidupan yang manusiawi. Namun wujud dari demokrasi yang selalu di serukan oleh Negara super power ini sangat kontras terhadap perlakuannya kepada insan mansuia yang ada di timur tengah (Irak, Afganistan, Palestina dan lainnya). Tapi tak bisa juga kita nafikan atas bantuan yang di beriakan kepada korban bencana alam Indonesia.

Inilah sekilas tentang Amerika. Nah, ada permasalahan yang timbul oleh diskriminasi Amerika terhadap korban bencana alam di Indonesia dan saudar-saudara kita yang ada timur tengah. Jika demokrasi ditegakkan untuk menghargai setiap manusia dan nilai-nilai kemanusiaan, tentunya dapat simpulkan bahwa Amerika tidak konsisten. Tentunya setiap kegiatan termasuk pemberian bantuan bencana alam memilkik tujuan (kepentingan).

Dunia globalisasi (moderenisasi) dengan proyek westernisasinya terlah gagal memberikan kehidupan yang tanpa diskriminatif. Globalisasi adalah wadah yang digunakan oleh kapitalisme untuk lebih melebarkan sayapnya. Ekspansinya ke berbagai Negara di dunia terlebih Negara dunia ketiga telah menimbulkan ketidak puasan, protes bahkan pemberontakan. Hal inilah yang dilakukan oleh jaringan ‘terorisme’ (tanda kutip ini menandakan bahwa terorisme yang sering di publikasikan adalah hasil definisi dari Amerika yaitu pihak yang melawan Amerika). Bukan hanya ‘teroris’ berbagai gerakan juga lahir sebagai anti-thesis dari hegemoni Amerika dengan kapitalismenya misalnya gerakan kaum tradisional untuk menghidupakan kembali nilai tradisianalisnya, bagi sebagian kaum agamawan melakukan revitalisasi ajaran keagamaannya, berbagai propaganda perlawanan oleh masyarakat dunia yang merasakan imbas dari kolonialisme amerika dan masih banyak lagi. Inlah wajah proyek westernisasi Amerika (dan sekutunya yaitu negera eropa lainnya) yang tengah mengalami citra buruk di mata masyarakat dunia.

Karna citra buruk ini telah menghinggapi Amerika maka dia mencoba mensterilkan realitas tersebut. Mereka mencoba membangkitkan kembali keyakinan masyarakat dunia tentang Negara demokrasi yang meneggakan nilai-nilai kemanusiaan. Salah-satunya adalah memberikan bantuan kemanusiaan kepada korban-korban bencana alam. Ini sangatlah jelas, diskriminasi yang dilakukannya terhadap saudara-saudara kita di timur tengah. Kenapa tidak segra di hentikan agresi militernya ke timur tengah? Kenapa tidak segra menghentikan kebiadaban Israel terhadap masyarakat palestina (hamas)? Tentunya karna mereka memiliki kepentingan politis. Begitu juga kenapa mereka memberikan bantuan korban bencana alam, juga tidak murni karna alasan kemanusiaan.

Komentar