Kritik Universitas

Beberapa hari yang lalu saya diundangan seorang kawan untuk menghadiri acara seremonial wisuda. Memang pada bulan Desember, beberapa kampus di Makassar mengadakan wisuda bagi para mahasiswanya. Saat inilah mahasiswa disahkan mendapat gelar sarjana atau diploma ataupun gelar yang sejenisnya. Setelah sekian lama digodok di kampus maka keluarlah mereka ke masyarakat untuk mengabdikan ilmunya. Gelar yang didapatkannya adalah bukti bahwa mereka sebagai agen-agen yang siap melakukan perbaikan dalam kehidupan bermasyarakat.

(gambar : google.com)

Merekalah orang yang diharapkan kehadirannya untuk membangun masyarakat dan Negara. Mereka adalah bagain dari masyarakat dan memiiki tanggung jawab kepada lingkungannya. Dengan ilmu pengetahuannya sehingga mengetahui permasalahan yang ada dalam masyarakat dan dengan itu mereka dapat memberikan solusi.

Satiap tahunnya, semua universitas di Indonesia dapat mencetak puluhan ribu sarjana-sarjana dengan kapasitas ilmu yang cukup. Sebagai lembaga pendidikan universitas harusnya menjadi rahim pencipta manusia-manusia yang berilmu dan tercerahkan. Manusia yang mampu melakukan fungsi pembebasan kepada segala ketimpangan dalam masyarakat.

Dalam realitasnya, banyak keluaran-keluaran universitas yang justru menjadi beban bagi masyarakat. Dengan ilmu pengetahuan yang dimilikinya, mereka justru menyusahkan orang-orang disekitarnya. Salah-satu contohnya para koruptor, mereka adalah jebolan-jebolan universitas. Mereka harusnya memiliki tanggung jawab kepada sesamanya dan justru sebaliknya. Sejatinnya keberadaannya sangat diharapkan masyarakat. Justru keberadaan mereka sama dengan ketidak-beradaannya bahkan ketidak beradaannya lebih baik dari keberadaannya. Sungguh memalukan.

Realitas ini adalah bukti bahwa universitas belum menjadi lembaga pendidikan yang mampu mencetak manusia yang peka terhadap lingkungan sekitarnya. Dalam prakteknya universitas hanya melakukan transfer ilmu pengetahuan atau melaksanakan kegiatan-kegiatan akademis. Pendidikan hanya dimaknai sebagai pemberian ilmu pengetahuan tanpa pemberian nilai-nilai dan budaya. Harusnya universitas mampu menjadi sumber segala kebaikan pengetahuan, nilai dan budaya. Sehingga mampu menjadi sumber peradaban suci yang menciptakan kehidupan lebih baik.

Mengisi waktu yang luang, mudah-mudahan menjadi referensi.

Makassar, 31 Desember 2010

Komentar