Renungan Tengah Malam

Tepatnya pukul satu lebih 45 menit waktu Tamalanrea-Makassar (Indonesia tengah). Aku menuangkan isi pikiran dalam tulisan ini. Malam sunyi sendiri, begitulah keadaan diriku yang lagi merenung. Hidup yang penuh dengan permaslahan (cobaan) yang tak jarang membuat manusia mengeluh. Kadang yang kita harapkan atau rencanakan tak sesuai dengan yang tejadi, namun lagi-lagi saya harus katakana bahwa itulah hakekat hidup. Sering temanku berkata padaku, ‘bukan hidup kalau tidak punya masalah’. Kalimat ini membuatku semakin larut dalam renungan ...!!!


Memang benar apa yang dikatakan temanku tadi. Masalah adalah bunga dari kehidupan. Ibarat mimpi dalam tidur, ibarat ombak dilautan tatkala kita mengarungi lautan di atas kapal. Masalah adalah sebab terjadinya kehidupan bermasyarakat. Dengan masalah sehingga manusia dapat saling tolong menolong dengan sesamanya karna itu manusia disebut dengan makhluk sosial. Masalah membuat kita sadar tentang kelemahan dan kelebihan yang kita miliki. Dengan kelebihan yang kita miliki dapat digunakan untuk mengisi kelemahan orang lain dan sebaliknya kelemahan yang kita miliki dapat diisi dengan kelebihan orang lain. Sehingga interaksi sosilapun terjadi. Inilah hikmah masalah (cobaan) dalam sisi kehidupan bermasyarakat.

Bagi diri pribadi, masalah juga memiliki hikmah tersendiri. Dengan masalah kita dapat mengetahui kelemahan yang kita miliki sehingga membuat kita termotivasi untuk memperbaikinya. Dengan masalah akan membuat mental, kepribadian dan kebijasanaan kita akan di uji sehingga dapat mendewasakan diri.

Namun aku kadang tidak ikhlas dan mungkin bisa dikatakan tidak mensyukuri nikmat dari sang Pencipta. Ketika aku melihat kehidupan orang lain, sering timbul rasa iri dan muncul perkataan ‘seandainya!!!’. Seandainya aku begitu dan begini dan seperti mereka maka saya akan merasa lebih bahagia dari sekarang. Itulah kalimat yang selalu menghampiriku ketika aku mengeluh tentang masalah yang menghinggapiku saat ini. Ironisnya, sebelum terjadi demikian aku selalu berkata ‘seandainya’ (seperti kalimat sebelumnya) tapi ketika itu terwujud justru yang terjadi kadang tidak sesuai dengan yang kita rencanakan.

Sehingga aku berkesimpulan ternyata apapun pilihan hidup maka masalah itu pasti mutlak ada dan bersiaplah menghadapinya. Mungkin aku harus berkata inilah pilihan hidup dan masalah adalah wajib adanya. Kata seandainya harus dilupakan. Yang harus saya lakukan adalah tegar dan optimis dalam menjalani hidup dan meraih cita-cita.

Makassar, 18 Desember 2010

Komentar