Menyapa Pemakna

Dalam beberapa hari ini, waktu untuk menulis agak terhambat bahkan tidak ada. Tapi untuk pembaca sekalian dan mungkin penggemar dan bisa jadi memang penggemar blog ini dan ini (hehehe…) akan mendapat berita yang menggembirakan. Jika selama ini anda kurang ter up to date tulisan di blok ini maka jangan khawatir lagi karna aku akan datang untuk kalian.

Melalui tulisan dalam blog ini kita akan saling berjumpa. Meskipun dalam dunia materi (nyata) kita
tidak saling bertemu namun rangkaiang huruf akan mempertemukan kita. Huruf demi huruf terangkai menjadi kata dan kata terangkai menjadi kalimat. Dan tak lupa pula kalimat akan saling menyatu dalam membentuk paragraf. Dan dari itu semua kita saling memberikan makna.

Tak ilmiah atau mungkin rangkaian dan makna kalimatnya buruk. Silahkan pembaca menilainya, itu hak anda. Penulis bukanlah pemegang otoritas tertinggi dalam penetapan interprestasi. Penulis hanyalah pembawa berita sebagai wujud pengejewantahan ide dalam setiap diaklektika. Penulis juga sebagaimana dikatakan oleh widji thukul “aku bukanlah artis pembuat kabar tapi aku adalah kabar buruk bagi penguasa”. Kabar buruk yang dimaksudkan adalah kabar tentang kebuntunan dan kekosongan pemikiran. Melalui blog ini kekosongan itu akan terisi oleh ide yang akan selalu diperbaharui.

Mungkin juga benar. Kematian tengah berlangsung. Dan kematian itu terjadi pada semua penulis. Penulis bukanlah penentu makna dalam setiap bacaan. Kita semua memiliki hak untuk itu. Oleh karna itu silahkan kita saling memaknai selama kebebasan itu masih ada.

Bacalah!!!. Demikian perintah Tuhan. Tanpa membaca kita tak dapat memaknai hidup. Lebih-lebih akan menjalani hidup yang terus menantang. Maka hasil pemaknaan bacaanlah yang akan menjadi jawabannya.

Bebaskan pikiranmu. Tuhan akan bangga ketika melihat akalmu digunakan semaksimal mungkin. Dan terserah anda, silahkan perlakukan tulisan ini sesukamu.

salam pencerahan.


Komentar