Wan, Aku menyapamu

Wan, mungkin inilah panggilan barumu dalam dunia kita. Dunia yang hanya kita yang tahu dan Tuhan yang Maha tahu. Maaf salama ini kita tidak berkontempelasi dalam dunia virtual ini. Akau tidak mencoretimu dengan ide-ide dalam peikiranku. Wan, aku
ingin berkata padamu bahwa kita telah terkuasai oleh efek globalisasi yang sangat berpihak pada kekuatan modal. Dasyatnya sampai ketubuh kita bahkan kedalam rongga-rongga sel tubuh.

Wan, kita dimalaskan oleh kekautan asing kekuatan lingkungan. Yang saya mau katakan lagi padamu wan, ini kekuatan dasyat di era modern dan banyak yang bilang posmoderen. Wan, saya tidak mau munafik bahwa kita ini mahluk bebas merdeka. Artinya kita berpotensi untuk menang dalam segala pertarungan hidup. Namun kekuatan lingkungan juga sangat perpengaruh sebagai komponen dialektika kehidupanmu. Dan wan, kini kekuatan sekitarmu telah mengalhkanmu. Mungkin saya bisa berkata demikian.

Wan, lihatlah secara terang-benderang kalau media blog ini dalam beberapa bulan tidak kunjung di goresi ole hide-idemu. Mungkin seperti di ataslah alasannya. Wan, kini kau sadar dan tidak lain Tuhan menyadarkanmu tentang hal ini. Wan, apakah kamu berjanji padaku? Berjanjilah untuk konsisten dalam perjuangan ini? Mungan istilah perjuangan terlalu radikal. Hehehe… tapi perjuangan itu banyak jenis dan saya pikir inilah salah-satunya. Wan saya kira engkau sudah mengerti yang saya maksud.

Wan, malam mini tepatnya pukul 01:40 waktu tamalanrea, Makassar atau WITA aku menulisnya dengan perasaan seolah dilimuti oleh rahmat Tuhan yang begitu luar biasa.

Wan, marilah kita bersyukur pada Tuhan semesta alam ini.

Makassar, 21 juli 2011

Komentar