Tomiaku, ternyata kau begini

Ternyata apa yang selalu dikhwatirkan oleh mereka terjadi juga. Mungkin ini adalah sebuah kemutlakan dalam dinamika zaman. Banyak para ahli pemikr social telah mengatakan bahwa kita akan sampai pada fase kehidupan industrial. Fase kehidupan yang ditandai dengan penggunaan tekhnologi dalam banyak aktivitas manusia.

Inilah moderenisme kawan. Sebuah keyakinan baru tentang dunia. Dunia yang semua orang akan tak terhindar darinya. Ilmu pengetahuan dan tekhnologi dalam fase ini adalah sebuah hal yang tak terelakan. Manusia serba cepat dan praktis.

Fenomena ini memiliki dua hal yang selalu bertentangn. Yaitu dampak positif maupun negative. Yah, disini akan menyinggung sedikit hal negative yang dikhawatirkan seperti yang disebutkankan sebelumnya.

Beberapa waktu yang lalu aku mendapati seseorang. Dia adalah nara sumberku perihal sesuatu dalam hal ini realitas sosial di kampong halamanku. Lebih khusus lagi terkait dengan moral anak muda. Terus terang akau kaget mendengar ceritanya. Hal yang dulu sangat tabu untuk diperbincangkan apalagi untuk dilakukan sekrang menjadi hal yang lumrah.

Kita langsung saja pada kasus di masyarakat. Bahwa pergaulan bebas yang melahirkan seks bebas (free sex) telah menjadi wacana yang berkembang di masyarakatku (Tomia, red). Pastinya wacana ini lahir karna adanya indikasi yang tampak di masyarkat sehingga orang membicarakannya. Ternyata hal itu benar seperti pengakuan seseorang (nara sumber) yang saya wawancarai. Dia menceritakan banyak hal terkait pergaulan bebas yang terjadi. Kebetulan dia juga adalah salah-satu subjek yang terlibat dalam kasus ini.

Dia (subjek yang bercerita) dengan terang-terangan menceritakan pada saya tentang apa yang telah dilakukan. Sebelumnya perlu di ketahui bahwa tulisan ini akan bercerita tentang narasumber ketika berada di bangku sekolah menengah atas (SMA).

Mungkin bahasa kasarnya”zina”. Itulah yang fenomena yang masih jarang diketahui oleh orang banyak (masyarakat tomia, red) namun sering terjadi dakalangan siswa SMA. Ketika dulu, saat masyarakat masih tradisional kasus seperti ini jarang terjadi dikalangan muda mudi. Dan jika hal itu terjadi maka dianggap sebagai hal yang tabu dan dosa besar. Namun sekarang ini telah menjadi hal yang lumrah terjadi.

Si subjek mengaku telah melakukan seks bebas dengan sepuluh wanita sebayanya dan adik kelasnya. Hal itu dilakukan di sekolah ketika suasana sekolah sunyi terlebih di malam hari. Di luar sekolah yang sunyi dari masyarkat juga sering mereka dilakuakan. Bahkan di dalam kamar, parahnya lagi sementara ada orang tua di dalam rumah. Yang mengherankan dari sepulu wanita (anak SMA) yang merupakan lawan jenisnya ennam diantaranya sudah pernah melakukannya sebelumnya (maaf, tidak perawan lagi) dan empatnya masih perawan. Sungguh hal yang mengagetkan.

Inikah tomia yang saya kenal dulu. Tomia yang menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman yang tinggi. Kini ternyata hanyalah romantisme yang telah berlalu. Terus terang saya kaget dengan kabar ini. Ternyata budaya seks bebas telah menjadi budaya popular dikalangan pelajar Masyarkatku.

Setelah digalai leibh dalam lagi ternyata salah satu faktor pemicu adalah konsumsi film ‘porno’ melalui ponsel genggam. Tentunya bukan hanya faktor ini namun disini tidak akan dibahas secara komprehensif. Disini hanya menjelaskan permukaan tanpa menggalinya lebih dalam.
Inilah dampak negative dari moderenisasi. Moderenisasi yang ditandai dengan perkembangan teknologi telah menghasilkan nilai-nilai baru yang asing. Seperti pengakuan si subjek bahwa pengaruh tontonannya melalui telepon genggam (HP) sehinggga mereka mempraktekannya. Sungguh memiriskan.

Tuhan Tolong Kami. Sadarkanlah kami bahwa masyarakat kami tidak sedang baik-baik saja. Berikanlah saya kekuatan untuk merubahnya. Amin

Komentar