Sedikit Inspirasi: Jejak Nabi Muhammad SAW

Tepatnya 12 Rabiulawal 571 H, Rasul Muhammad SAW dilahirkan di kota Makkah. Seorang anak manusia pilihan Tuhan yang sengaja dihadirkan di muka bumi untuk mengarjakan islam bagi rahmat sekalian alam (rahamatan lilalamin). Terutama rahmat untuk kehidupan makhluk yang paling mulia yaitu Manusia.

Tulisan ini tidak akan berbicara tentang sejarah beliau hingga mendirikan negara madinah. Tidak akan juga menceritakan bagaiama kehidupan di negara madinah. Melainkan tulisan ini akan mencoba mengispirasi islam sebagai ajaran yang dibawa beliau untuk ditransformasikan dalam kehidupan dalam konteks ke Indonesiaan dan kemoderenan.

Pluralis sosial di Indonesia adalah sebuah keniscayaan. Dalam islam Indonesia sendiri terdiri beberapa Mahzab, golongan bahkan aliran. Apalagi jika dalam Indonesia yang lebih komprehensif dalam berbagai budaya, agama, bahasa maupun golongan tentunya akan menimbulkan perbedaan yang sangat beragam. Dan keragaman ini sangat rentan dengan konflik jika tidak bisa dikelolah dengan baik. Sebaliknya, bisa menjadi kekuatan yang hebat jika mampu di kelolah dengan baik.

Jika islam adalah rahmat bagi seluruh alam termasuk manusia, maka tidak alasan untuk islam tidak menciptakan keharmonisan di Indonesia. Namun yang menjadi hambatan tersendiri adalah dalam islam terjadi perdebatan konsep islam bagaimana yang akan digunakan dalam Indonesia. Ada yang menginginkan agar Indonesia dijadikan negara islam seperti negara madinah yang pernah didirikan Rasulullah SAW. Dan ada juga mencoba mereinterpretasikan islam dalam konteks ke Indonesiaan dan kemoderenan. Selain perbedaan tujuan juga terdapat perbedaan dalam metode gerakan. Tapi berbagai perdebatan itu meruncing pada dua arus utama yaitu menerapkan islam substansi atau islam formal.

Penulis tidak akan menjelaskan mana yang paling ideal bahkan paling benar antara keduanya. Penulis hanya mencoba mengajak pembaca yang terutama yang muslim agar tetap menjadikan islam sebagai ruh bagi pembangunan bangsa ini. Islam bukanlah agama spiritual yang hanya mengajarkan ibadah ritual tapi islam lebih dari itu yakni agama sosial-transformatif. Karena itu, islam tidak bisa mengisolasi diri dengan budaya luar seperti yang dilakukan oleh banyak pengikutnya. Islam harus berani menantang  zaman dan berani melawan budaya dominan (globalisasi). Tanpa menutup dialog antar peradaban karena tidak semua kebudayaan bertentangan dengan islam bahkan banyak yang kompatibel. Justru dialog adalah sifat progresif islam itu sendiri yang mengajak untuk selalu ber-evolusi menuju kebaikan dan kesempurnaan.

Semoga peringatan hari kelahiran Rasulullah Muhammad SAW (Maulid NabiMuahammad SAW)  kali ini, menjadi lebih bermakna. Tidak hanya menjadi ritual dan seremonial belaka. Mudah-mudahan ajarannya menjadi inpirasi perjuangan di Indonesia bahkan di dunia. Amin.

Komentar