Gara-gara zinonis dan yahudi

Diskusi publik. Itulah yang saya sering ikuti, baik sebagai audiens, moderator maupun sebagai narasumber. Kebetulan diskusi ini membahas tema terkait konflik timur tengah, lebih spesifik lagi konflik di jalur Gaza.
sumber gambar: google.com

Betul, konflik ini memang cukup rumit. Konflik ini sudah berlangsung ratusan tahun yang lalu dan sampai hari ini belum usai. Tulisan ini tidak akan berbicara tentang sejarah konflik kedua kubu, Palestina vs Israel. Yang perlu kita pahami adalah konflik ini seolah menjadi keniscayaan. Hal ini memang di amini oleh banyak kalangan apalagi kalangan agamawan dari agama samawi, islam salah satunya.

Dalam diskusi, kedua narasmber (kebetulan narasumbernya dua orang) memiliki sedikit perbedaan pandangan dalam hal sebab kemunculan konflik. Pembicara pertama secara inplisit mengatakan bahwa sebab konflik merupakan akumulasi dari berbagai kondisi sosial yang ada. Baik urusan ekonomi, pangan, kebutuhan energy, tanah termasuk ideology yakni perang antara islam dan yahudi (zionis).

Pembicara kedua menguraikan bahwa konflik agama tidak mendapat tempat dalam perseteruan sengit di jalur gaza antara hamaz dan Israel. Yang terjadi hanya perebutan sumber-sumber ekonomi, utamanya adalah tanah. Tanah palestina yang dahulu mereka miliki sekarang bisa dikatakan tidak sampai 20% lagi karena kekejaman tentara Israel (zionis).

Ketika sesi respon dari audiens di buka para pesertapun saling berinteraksi satu sama lain. Saya melihat, di antara banyak audiens yang masih belum bisa membedakan antara yahudi dan zionis. Sehingga tidak jarang dari mereka melakukan over generalisasi terhadap kedua term ini. Padahal kedua istilah ini berbeda, memang zionis sudah pasti yahudi tapi tidak semua yahudi adalah zionis.

Yahudi adalah nama agama yang kemudian disebut juga suku bangsa. Yahudi dalam kitab suci Al-Quran disebutkan dengan nama bani israil atau keturunan Ibrahim as dari putranya nabi Ishaq as. Sedangkan zionis, jika di lihat dari asal usulnya maka berasal dari kata zion yaitu batu zion. Zion kemudian menjadi nama gerakan zionisme yang menganggap bangsa yahudi adalah bangsa yang tertinggi di dunia di antara bangsa-bangsa lain. Kemudian mereka ingin mendirikan kekuasaan di dunia di atas bukit ini (baca: bukit zion) seperti halnya nabi Sulaiman as mendirikan kekuasaan di atas bukit zion yang menguasai dunia. Konon Sulaiman adalah pemimpin mereka dahulu. Dan menurut kepercayaan mereka bahwa tanah palestina adalah tanah suci yang dijanjikan oleh Tuhan untuk mereka nantinya dari tanah itulah mereka akan menguasai dunia. Cita-cita mereka adalah mendirikan Israel raya di dunia.

Segala cara mereka halalkan demi mewujudkan hasrat itu meskipun darah dan air mata manusia yang tak bersalah harus ditumpahkan. Meskipun dikecam oleh dunia internasional mereka tetap meborbardir palestina di jalur gaza dengan senjata dan bom-bom yang membunuh anak-anak, wanita serta kaum lansia yang tak bersalah. Mereka seolah tak memiliki hati nurani hingga ada yang menyebut gerakan ini sebagai Hitler baru.
zionis menggunakan Israel sebagai alat menguasai dunia sehingga zionis selalu di identikan dengan israel. (sumber gambar: google.com)


Meskipun di Israel sendiri sebagai negara bangsa yahudi namun tidak semua setuju dengan gerakan zionisme ini. meskipun juga pendukung zionis masih lebih banyak (mayoritas). Oleh karenanya kembali saya tekankan lagi bahwa yahudi belum tentu zionis namun zionis sudah pasti yahudi. Banyak orang yahudi yang tidak tergabung di gerakan zionis bahkan ada di antara suku bangsa ini adalah beragama Islam dan tersebar di beberapa negara termasuk Indonesia. Atau juga, malah banyak warga muslim yang berprilaku seperti zionis.

Inilah yang menarik dari diskusi yang saya ikut tersebut. Beberapa komentator tidak membedakan antara zionis dan yahudi ini. Mereka menjelek-jelekan yahudi secara over generalisasi. Bahkan ada yang secara tidak langsung mengatakan ingin membunuhnya hingga hari kiamat nanti.

Dalam suasana diskusi yang cukup meriah itu, tiba-tiba kami semua di kejutkan oleh seorang komentor yang bernada marah. Ketika dia dipersilahkan untuk berbicara, segeralah dimulai dengan memperkenalkan dirinya.

“Nama saya….. (maaf penulis lupa namanya) dan orang tua tepatnya ayah saya adalah keturunan yahudi dan saya sendiri secara ototmatis adalah yahudi” demikian katanya.

Semua tersontak termasuk saya. Dia marah atas pernyataan beberapa komentator yang menjelek-jelekan yahudi secara total karena tidak membedakan yahudi dan zionis. Meskipun kaget ternyata ada orang yahudi dan beberapa orang teman-temannya dalam forum diskusi, saya menganggapnya kejadian hari itu cukup unik dan lucu. Akhirnya, Ahahahahaha……

Makassar, 14 desember 2012

Komentar