Tentang sebuah komitmen

Agak susah. Kadang mempertahankan lebih susah dari pada meraihnya. Mungkin benar kalimat yang sering di ucapkan oleh seorang bijak ini.

Dipermulaan awal tahun 2013 masehi, saya membuat sebuah agenda resolusi. Berkomitemen dengan kebulatan tekad, tentang apa yang harus saya lakukan dan capai dalam tahun ini termasuk langkah-langkah spesifik dalam kurun waktu yang tertentu. Namun lagi-lagi saya tidak konsiten dengan komitmen saya. Saya melanggar lagi dan lagi pasalnya ini bukan baru kali ini saja terjadi.

Saya sadar bahkan rasionalitasku memberikan penilaian dan nuranipun mengingatkan. Tapi hasrat untuk melanggarpun tak kalah hebatnya. Terjadi pergolakan batin yang hebat dalam diriku. Pertentangan antara sifat Ilahiyah dan syaitan untuk memenangkan jiwa manusia, kemana harus di arahkan. Seperti inilah yang dimaksudkan oleh Ali Syariati, intelektual muslim berkebangsaan Iran bahwa dalam diri manusia perang itu selalu terjadi antara dua sifat tersebut.

Kemenangan sifat ilahiyah maupun syaitan, sayalah (manusia) yang paling berandil dalam mengendalikan. Nurani manusia selalu mengajak agar memenangkan sifat Ilahiyah ini. Tapi godaan manusia melalui nafsu setan juga tidak diam untuk selalu mengajak manusia memenangkan sifat syaitan. Untuk urusan dan pertentangan seperti ini, saya akui memang kadang saya lemah untuk melawan sifat syaitan, yang sebenarnya petunjuk untuk memenangkannya sifat Ilahiyah itu sudah ada.

Dan perang antara dua sifat ini kapanpun dan dimanapun serta hingga manusia tiada di dunia ini selalu akan ada. Maka wajar saja jika Rasulullah SAW mengingatkan perihal ini, betapa pentinganya kita memperhatikan perang ini. Karena hemat saya, kedamaian diri dan dunia, tergantung sifat apa yang kita akan menangkan, tentunya sifat Ilahiyah lah yang harus menang itu. Hingga beliau mengatakan bahwa jihad terbesar manusia sesungguhnya adalah dua perang ini yakni perang melawan diri sendiri-hawa nafsu (sifat syaitan). Demikian ini sabda beliau:

“Kalian datang dari jihad kecil menuju jihad besar. (Mereka) berkata : “Apakah jihad besar itu ?”. beliau menjawab : “Jihadnya seorang hamba melawan hawa nafsunya”.

Dan di hadits lain beliau bersabda:

”Berjihadlah menghadapi hawa nafsumu seperti berjihad menghadapi musuhmu.” (HR. Abu Daud).

Wallahu alam.

*jika haditsnya salah tolong di benarkan.

Komentar