Renunganku dalam kesunyian malam

Malam yang sunyi. Kicauan burung yang indah. Kusebut sebagai nyanyian didua pertiga malam. Aku tak tahu arti nyanyian itu. Mungkinkah itu adalah ekspresi kebahagiaan? Ataukah ketidakbahagiaan? Entahlah.

Aku bersyukur dalam kegelapan malam, aku masih dihidupkan kembali dari “mati” sesaat. Aku masih bisa melihat sekelilingku yang tak ada seorang pun yang menemani. Aku putuskan untuk menghadirkan ‘aku’ dalam imajinasiku.

Kemudian aku, berdialog dengannya. Aku berbincang padanya tentang kehidupan. Tentang makna-makna kehidupan. Bagaiamana makna harus ditelan oleh jiwa yang nantinya akan memeberikan warna dalam setiap gerak-gerik kehidupanku.

“Oh Tuhan, aku mencintaimu” teriakku dalam imajinasiku. Aku teriak sekeras-kerasnya. Dalam imajinasiku aku sangat bebas. Bernyanyi sekeras-kerasnya, menangis sejadi-jadinya, menari sebebas-besanya hingga terbang setinggi-tingginya. Itu kulakukan karena hanya aku dan Tuhanku atau mungkin ada makhluk lain yang di izinkan oleh Tuhanku untuk menyaksikanku.

Oh Tuhan, mungkin aku terlampau angkuh. Aku tak sadar selama ini aku mencampakanmu. Aku tak sadar dan mungkin telah sengaja tak membawamu dalam setiap gerak-gerikku. Aku terlampau merasa hebat yang sesungguhnya kehebatan itu adalah pinjaman darimu.

Oh Tuhan, aku harus jujur. Bahwa aku kadang melayangkan protes padamu. Tapi lagi-lagi kau membisikan kalimat indah nan sejuk dalam jiwa yang kotor ini. Aku segera terjaga dari ketaksadaranku, maka segeralah aku menemuimu. Aku segera sadar bahwa segala pemberianmu terselib kebaikan yang belum aku tahu. Karena cintamu sungguh misterius dan itulah yang membuatku tergugah untuk selalu belajar mencintaimu.

Oh Tuhan, aku ini lemah maka berilah aku kekuatanmu. Oh Tuhan, aku ini miskin maka berilah aku kekayaanmu. Oh Tuhan, aku ini tak berarti apa-apa di hadapanmu maka hujani aku dengan rizkimu yang luas, petunjuk serta hidayahmu. Tuhan,  engkau maha kuasa atas segala sesuatu maka sangat mudah bagimu un untuk menjadikan aku mulia di hadapanmu. Aku ingin menyatu hingga bercinta dengamu. Amin ya Allah, ya Robb.

~Makassar, dalam 2/3 malam, 24 April 2013

Komentar