Ibu dan anaknya

jika ada bara yang sangat panas itu ingin kau genggam, maka genggamlah anakku.
karna ibu sudah katakan: bergeraklah sekehendakmu.
padahal ibu tahu, bara itu akan sangat berbahaya bagimu.

apakah aku ini ibu yang jahat?
yah, betul kamu ibu yang jahat.
karna ibu memberiku kebebasan hingga aku kebablasan.
ibu, tahukah kamu? kebahagiaan bukan karna kebebasan yg sangat tapi kebebasan yang di batasi dengan kebaikan yang terkandung dalam nurani.

ibu, jika semua ibu di dunia ini menyuruh anaknya:  bergeraklah sekehendakmu.
dimana hati nurani seorang ibu, melihat tangan anaknya meleleh karna menggenggam bara yang panas?

dimana hati nurani seorang ibu, tatkala melihat anaknya lompat ke jurang yg tinggi hingga tubuhnya hancur lebur?

atau dimana hati nurani seorang ibu, tatkala anaknya memegang pisau kemudian menusuk-nusuk perutnya hingga ususnya keluar?

jika memang demikian, tunggulah aku akan segra hancur ibu.
dunia inipun akan hancur bersamaku ibu.
karna bapak dan ibu guruku di sekolah pernah berkata padaku: manusia itu srigala
karenya aku takut srigala itu berkehendak sesuka hati.

ibu, tahukah?
kebebasan itu belum tentu HAM
untuk apa aku berteriak sejadi-jadinya
untuk apa aku terbang se tinggi-tingginya
jika itu semua justru menghacurkan diriku
aku tidak mau ibu.

ibu, jangan silau dengan celoteh-celoteh mereka tentang HAM
ibu harus punya HAM sendiri yang berbeda dengan yang mereka aungkan
karna aku lebih suka ‘di batasi’ jika memang ini untuk kebaikan
inilah HAM ibu.
*untuk siapa saja ibu atau calon ibu

~makassar, pagi hari, 7 desember 2013

Komentar