Mudik; berkah ramadhan

Sebuah feonomena yang unik yang dimiliki Indonesia. Ada yang bilang mudik adalah bagian dari fitra atau keniscayaan manusia, bukan hanya persoalan fenomena kebudayaan. Kita akan kembali ke asal, setelah kita melalang buana keberbagai tempat. Konsep ini sama halnya dengan konsep hidup dan mati, bahwa setelah kita hidup di dunia yang fana dan pada akhirnya kita akan kembali pada sang pencipta. Demikian pula dengan mudik.

Tahun ini, untuk pertama kali saya tidak ikut mudik bersama kawan-kawan. Saya memilih untuk tetap tinggal di tanah rantauan. Sebenarnya lebaran dikampung halaman adalah hal yang lebih menyenang disbanding harus merayakan hari lebaran di kampung orang yang jauh dari keluarga. Tapi inilah keputusan saya dengan pertimbangan-pertimbangan pribadi.

Saya yakin bukan hanya saya yang tidak memutuskan untuk mudik. Banyak orang di Indonesia yang tidak bertemu dengan keluarga di kampungnya. Tentunya bukan hanya persoalan tidak ada kesempatan atau pertimbangan-pertimbangan lainnya tapi kadang tidak adanya dana untuk pulang kampung. Umumnya para pemudik adalah mereka yang telah tinggal lama dan menetap atau mencari kerja di tempat lain. Namun ada juga yang dalam proses mudik tapi tidak sempat bertemu dengan sanak keluarga karena kecelakaan sehingga harus dirawat dirumah sakit bahkan meninggal. Atau malah ada yang tidak mudik karena sanak keluarga di kampung sudah tidak ada.

Mudik juga menjadi persoalan ekonomi. Maksudnya mudik akan mendatangkan efek ekonomi bagi kampung halaman para pemudik. Pemudik bukan hanya membawa diri mereka tapi juga uang yang digunakan untuk membeli kebutuhan-kebutuhan dikampung halaman sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.

Pemudik juga dapat menjadi penyumbang pemikiran baru. Pemudik akan membawa pemikiran dan kebudayaan baru yang mungkin tidak dikenal oleh masyarakat kampung. Disinilah terjadi silang dan kawin budaya sehingga tidak menutup kemungkinan akan menjadi inspirasi membangun kampung. 

Selalu ada berkah dalam ramadhan. Bersyukurlah bagi kita yang sempat mudik dan bertemu keluarga di kampung halaman. Smoga yang mudik diberikan kemudahan dan berbahagia dengan keluarga di kampung.

~Makassar, 28 Ramadhan 1436 H / 15 Juli 2015

Komentar