Toko Buku Membuat Tak Angkuh

Saya di ajak oleh seorang kawan ke salah satu toko buku besar dan mungkin terbesar di kota Makassar. Cukup jarang saya berkunjung tempat ini meskipun saya punya hobi membaca. Banyak alasan tentunya, salah satunya adalah jarak yang cukup jauh dari tempat tinggal. Padahal bagi bagi pecinta buku, tempat ini sangat tepat untuk disambangi.
Kami memiliki kendaraan pribadi masing-masing tapi malam itu saya sengaja meminta untuk menggunakan satu kendaraan saja agar bisa berhemat uang dan lebih menyayangi alam-mengurangi penggunaan bahan bakar minyak dan polusi. saat itu kami tidak memiliki waktu yang cukup lama lagi. Sekitar satu stengah jam lagi tokoh buku akan ditutup. Durasi ini, bagiku, cukup singkat untuk menikmati buku-buku di tempat itu. Apalagi lokasinya di moll yang mau tidak mau harus mengikuti jadwal operasionalnya.

Saya tidak ada rencana membeli buku tapi biasanya kalau sudah berada di dalam (baca: toko buku), saya akan terprovokasi untuk membeli. Betapa tidak, setelah melangkah melewati pintu masuk maka kita akan melihat hamparan buku-buku yang di pajang di etalase-etalase dengan cukup rapih dan menarik. Judul-judul buku terbaru pun tampil menggairahkan intelektual untuk membacanya berikut ingin memilikinya. Belum lagi buku-buku lama yang belum dibaca masih belum kehilangan daya magis untuk ‘dilahap’.


Sayangnya uang selalu menjadi hambatan terbesar untuk memilikinya. Apalagi harga terbilang cukup mahal karena berbagai pajak yang menyertainya. Mulai dari pajak kertas, distribusi hingga pajak masuk ke moll serta pajak-pajak lainnya. Perihal pajak, perlu intervensi pemerintah untuk menekan pajak dibidang ini agar buku mudah terjangkau. Alasan lainnya adalah waktu luang. Terlampau banyak kegiatan yang menghambat untuk membaca buku. Belum lagi di era revolusi digital hari ini, smartphone mulai menggantikan peran buku dalam menyuguhkan bahan bacaan kepada pembaca. 


Tapi terlepas dari itu, hal yang penting adalah bertandang ke toko buku akan menstimulus dan memacu hasrat membaca. Melihat banyak karya-karya intelektual yang di pajang membuat diri semakin “kecil” dan sadar betapa ilmu kita belum ada apa-apanya di banding orang lain terlebih jika dibandingkan dengan sang Maha berilmu (Mengetahui). Apalagi jika melihat buku tebal kemudian berjilid-jilid, pikiran seketika membayangkan betapa hebatnya si penulis. Bagiamana si penulis menemukan fakta dan menciptakan pikiran-pikiran yang dituang dalam buku yang ditulisnya.


Saya teringat perkataan Umar bin Khatab terkait ilmu. Khalifah kedua di era Khulafaur Rasyidin ini mengatakan: ilmu memiliki tiga tingkatan. Tingkatan pertama, jika dia masuk akan membuat orang sombong. Tingkatan kedua, masuknya ilmu pada seseorang akan membuat orang tersebut rendah hati. Dan ketiga, jika ilmu masuk maka orang tersebut akan merasa tidak ada apa-apanya. Inilah salah satu hikmah dari berkunjung ke toko buku yang akan membuat kita semakin tidak ada apa-apapnya sehingga kita akan terhindar dari sifat angkuh. Semoga.


~Makassar, 24 Februari 2018

Komentar

  1. BROKER TERPERCAYA
    TRADING ONLINE INDONESIA
    PILIHAN TRADER #1
    - Tanpa Komisi dan Bebas Biaya Admin.
    - Sistem Edukasi Professional
    - Trading di peralatan apa pun
    - Ada banyak alat analisis
    - Sistem penarikan yang mudah dan dipercaya
    - Transaksi Deposit dan Withdrawal TERCEPAT
    Yukk!!! Segera bergabung di Hashtag Option trading lebih mudah dan rasakan pengalaman trading yang light.
    Nikmati payout hingga 80% dan Bonus Depo pertama 10%** T&C Applied dengan minimal depo 50.000,- bebas biaya admin
    Proses deposit via transfer bank lokal yang cepat dan withdrawal dengan metode yang sama
    Anda juga dapat bonus Referral 1% dari profit investasi tanpa turnover......

    Kunjungi website kami di www.hashtagoption.com Rasakan pengalaman trading yang luar biasa!!!

    BalasHapus

Posting Komentar