Mencoba menulis di kala #dirumahaja

Kucing saya lagi tidur di atas meja belajar. di sini saya menulis artikel ini. oh iya, namanya Merkel. diambil dari nama Kanselir Jerman.
Dunia hari ini agak berbeda dikarenakan hadirnya sebuh mahluk kecil yang bernama sars cov2 (corona virus) atau di masyarakat Indonesia popular di kenal dengan corona. Virus ini kemudian menyebabkan penyakit yang bernama coronavirus decease (covid)-19. Banyak hal yang berubah terutama aktivitas sosial manusia. Ini bukan hanya di Indonesia melainkan juga di seluruh dunia. 

Salah satunya adalah saya. Saya sekarang dalam masa karantian diri atau isolasi diri. Kenapa? Karena belum cukup dua minggu saya dari Jakarta. Sedangkan Jakarta adalah episentrum atau pusat penyebaran virus ini dan korban terbanyak pun dari sana. 

Sehingga orang-orang yang pernah kesana dalam masa-masa awal kasus ini muncul hingga sekarang kemungkinan untuk terpapar virus tersebut cukup tinggi. Karena di sana pergerakan manusia menggunakan transportasi umum sangat tinggi apalagi penduduknya sangat banyak. 

Juga, aktivitas ekonomi Indonesia berpusat di sana dan lalu lalang manusia pulang pergi menjadi pemandangan yang biasa. 

Atas alasan-alasan tersebut di atas, maka pemerintah - tentunya sudah melakukan kajian mendalam dengan mendengar masukan dari tim kesehatan dan berbagai pihak terkait– menyarankan kepada orang-orang barusan meninggalkan Jakarta untuk mengisolasi diri selama 14 hari. 

Tujuan utamanya adalah untuk memutus rantai penyebaran corona ke orang lain. 14 hari adalah masa incubasi atau masa hidup virus tersebut di dalam tubuh manusia (kalau tidak salah demikian maksudnya). 

Jika setelah 14 hari orang-orang yang dari daerah terdampak (baca: Jakarta) tidak mengalami sakit artinya virus tersebut memang tidak ada dalam tubuh, meskipun orang yang punya daya tahan tubuh kuat, gejala sakit tidak tampak dan sembuh dengan sendirnya.

Tidak hanya sampai disitu, pemerintah juga mengeluarkan anjuran untuk melakukan physical distancing (sebelumnya disebut dengan social distancing). Artinya menjaga jarak fisik seperti menghindari kerumunan.

Salah satu wujudnya adalah aktivitas Pendidikan dan ekonomi (pekerjaan) diliburkan dan dialihkan untuk dikerjakan melalui rumah dengan bantuan internet dan aplikasi pendukung lainnya. Atau singkatnya masyarakat diminta untuk tinggal di rumah yang kemudian popular dengan istilah #DiRumahAja.

Saya sebenarnya tidak isolasi diri secara ekstrim. Saya juga keluar untuk berkeliaran tapi untuk kebutuhan-kebutuhan penting misalnya pergi membeli sesuatu atau olahraga (jogging). Apalagi yang terakhir ini sangat dianjurkan untuk dilakukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh sehingga tidak mudah terserang oleh virus ini. 

Mungkin bagi orang, isolasi diri adalah hal yang membosankan. Apalagi tidak ada aktivitas yang bermanfaat. Saya coba paksakan diri untuk melakukan hal-hal produktif misalnya diskusi online baik melalui video call dan tulisan (whatshapp). Terkait diskusi ini, insya Allah saya akan menuliskan di bagian lain. 

Sebenarnya saya merindukan suasana yang sunyi dimana tidak ada hilir mudik informasi termasuk internet bahkan tidak ada aktivitas manusia di sekelilingku. Maksud saya adalah saya ingin berada jauh dari keramaian bahkan di dalam hutan atau sejenisnya dimana hanya buku-buku terutama novel atau cerpen dan alat tulis yang menemani. 

Fokus aktivitasku hanya dua yakni membaca dan menulis. Dan saya yakin bahwa saya akan lebih produktif. Karena selama ini banyak tantangan terutama media sosial dan aktivitas luar yang cukup menganggu ketenangan pikiran dan konsentrasi.

Suasana tersebuh sebenarnya agak sedikit mirip dengan suasana sekarang: suasana isolasi diri dan physical distancing (jaga jarak fisik). Mengurung diri di rumah tanpa ada aktivitas lain cukup bagus. Apalagi suasana lingkungan agak sunyi dikarenakan anjuran #dirumahaja dan makassar banyak ditinggalkan oleh penghuninya yang pulang kampung. 

Maklum saja sebagai kota metropolitan dimana aktivitas ekonomi berputar dan pusat Pendidikan Kawasan timur Indonesia ada di sini, membuat orang-orang dari luar makassar datang ke Makassar. 

Oleh karena itu saya sebisa mungkin memanfaatkan kondisi ini yakni salah satunya dengan mulai menulis lagi di blog ini yang selama ini malas untuk saya lakukan. Saya mulai ingin fukus lagi menulis. Saya ingin jadi penulis yang hebat dan bermanfaat. Aamiin. Mungkin ini salah satu hikmah dari Allah atas kejadian ini.

~Makassar, 29 maret 2020

Komentar