Masa Depan Bahasa Tomia

*tulisan ini telah diterbitkan di tribunbuton 

Penulis melakukan “risert” kecil-kecilan dengan mengajak berkomunikasi dengan bahasa Tomia pada belasan anak-anak  SD dan SMP di Tomia. Dari hasil percakapan tersebut, hampir semua kaku menggunakan bahasa Tomia. 

Saat ditanya dengan bahasa Tomia, maka mereka umumnya menjawab dengan bahasa Indonesia. Atau menggunakan bahasa Tomia tapi dicampur dengan bahasa Indonesia. Bahkan hal yang miris adalah menghitung angka satu sampai sepuluh dengan bahasa Tomia pun kadang sulit dilakukan bahkan ada yang tidak tau. 

Meskipun hanya mengambil sampel secara acak, tapi setidaknya fakta ini adalah sepotong gambaran yang tengah terjadi di Tomia. Sebenarnya, ini bukanlah hal yang mengagetkan karena jika kita berada di Tomia, maka hal ini akan mudah ditemukan. 

Realitas ini dipertegas oleh hasil jajak pendapat Litbang Harian Kompas yang dimuat dalam artikel “Ayo, Gunakan Bahasa Daerah!” (21/02/2020). Meskipun jajak pendapat ini dilakukan secara nasional, namun hal ini memberikan gambaran secara umum tentang nasib bahasa daerah di seluruh Indonesia, termasuk Tomia.

Data mengungkapkan hanya 7,5 persen generasi usia di bawah 30 tahun yang menggunakan bahasa daerah dalam percakapan sehari-hari.

Faktor Penyebab

Salah satu penyebabnya adalah peran orangtua di rumah dan masyarakat. Para orangtua di Tomia lebih suka mengajarkan bahasa Indonesia kepada anak-anaknya. Dalam pergaulan keseharian di masyarakat juga demikian. 

Ini tidak lepas dari pandangan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa modern. Kita akan terlihat keren dan tidak kampungan jika menggunakan bahasa Indonesia sedangkan bahasa Tomia terkesan bahasa orang “kampung”. Paradigma ini secara tidak sadar telah terpelihara dalam cara berpikir masyarakat Tomia secara umum.

Selain itu, perantau terutama mahasiswa yang belajar di kota. Saat kelompok masyarakat ini pulang kampung, tidak jarang mereka telah menggunakan bahasa Indonesia dalam kesehariannya. 

Kalaupun berbahasa Tomia, mereka jarang menggunakan bahasa Tomia asli melainkan telah tercampur dengan bahasa Indonesia. Pengaruh mereka cukup kuat karena presentase jumlah yang cukup besar.

Bahkan banyak nama-nama kearifan lokal di Tomia diganti dengan istilah-istilah asing (bahasa Indonesia) yang dapat menghilangkan nilai sejarah di balik nama itu, misalnya “Pantai Hondue” diganti dengan “Pantai Cinta” atau “Laroka” di Desa Waiti’i diganting dengan “Tebing Jodoh”. 

Meskipun ada sebab-sebab lain misalnya adanya perkawinan antaretnis dan penuturnya sudah berkurang tapi dua faktor yang disebutkan di atas merupakan sebab yang paling relevan kenapa bahasa Tomia tergerus secara perlahan bahkan kini tanpa sadar telah berlajan menuju kepunahan.

Suliltnya Belajar Bahasa Tomia

Sejauh ini, belajar bahasa Tomia yang paling efektif hanyalah dalam proses penuturan sehari-hari ketika berada di Tomia. Sedangkan belajar bahasa Indonesia sangat mudah ditemukan. Di sekolah dari PAUD sampai Perguruan Tinggi selalu menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam proses belajar mengajar. 

Belum lagi jika orang-orang Tomia sudah merantau ke kota, mau tidak mau mereka harus menggunakan bahasa Indonesia. Media massa dalam keseharian juga sangat berperan mendidik kita dengan bahasa Indonesia. 

Dengan kata lain, untuk memiliki kemampuan dalam berbahasa Indonesia sangatlah mudah. Tapi bagi bahasa Tomia, sekali lagi, proses komunikasi keseharian di Tomia adalah cara belajar efektif.

Bayangkan saja, jika semua anak-anak sudah diajari berbahasa Indonesia, ketika mereka bepergian ke kota untuk melanjutkan kuliah misalnya, maka bahasa Tomia akan semakin mereka tinggalkan. 

Lantas jika situasinya sudah sedemikian, dimana lagi anak-anak Tomia akan belajar bahasa Tomia? Ini yang harus segerah diantisipasi.

Penutur asli bahasa Tomia, dalam perkiraaan penulis, rata-rata telah berumur 50 tahun ke atas. Jika orang-orang Tomia ini sudah tiada dan jika tidak ada tindakan antisipasi serta aksi yang nyata untuk melestarikan bahasa Tomia, maka kita harus jujur bahwa bahasa ini (baca: bahasa Tomia) akan musnah pada saatnya nanti.

Jalan Keluar

Tentunya untuk mencegah warisan penting budaya Tomia ini hilang, kita harus melakukan tindakan bahkan terobosan besar. Penulis dan teman-teman di komunitas sosial “Taman Baca Antopulu” (TBA) Tomia mendorong dan melakukan beberapa hal.

Pertama, paradigma dan kesadaran. Kita harus mengampanyekan pentingnya berbahasa Tomia agar orang-orang menggunakan bahasa Tomia dalam keseharian terutama dalam lingkungan keluarga. Tidak perlu minder dan merasa kampungan menggunakan bahasa Tomia. 

Misalnya, dengan mengampanyekan #Jaga’eTangaTomia (selamatkan bahasa Tomia), #KuEjjePakeTeTangaTomia (saya bangga berbahasa Tomia) atau #MaiToPakeTeTangaTomia (Ayo kita gunakan bahasa Tomia).

Jika kampanye ini terus digemakan maka yakin dan percaya, bahasa Tomia akan dihargai sebagai bahasa yang bermartabat oleh penuturnya. Karena tidak ada yang akan menghargai bahasa Tomia selain masyarakat Tomia sendiri.

Kedua, pembuatan kamus bahasa Tomia. Ini adalah upaya untuk mengabadikan bahasa Tomia yang kian dicampakan oleh penuturnya. Dengan dokumentasi seperti ini, kita bisa merekam kosa kata-kosa kata yang pernah ada di Tomia.

Ketiga, menggunakan bahasa daerah dari hal-hal yang kecil. Contoh kecilnya, membuat grup WhatsApp dengan aturan berbahasa Tomia dalam komunikasi. Atau penulis mengusulkan juga membuat program “Moina Tanga Tomia” (Hari berbahasa Tomia). 

Implemetasinya, ada satu hari dimana semua komunitas atau grup-grup media sosial menggunakan bahasa Tomia dalam komunikasinya.

Keempat, perlombakan bahasa Tomia dalam acara-acara tertentu, misalnya dalam Peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional 21 Februari dan acara 17 Agustusan. Selenggarakan lomba pidato, bercerita, dan menulis berbahasa Tomia, termasuk menuliskan kembali cerita-cerita rakyat dalam bahasa Tomia. Dengan ini, bahasa Tomia akan semakin populer dan ada rasa kebanggaan menggunakannya. 

Kelima, regulasi juga penting. Perlunya ada aturan bersifat otonomi, sebut saja peraturan daerah (perda) atau  surat edaran dari pihak eksekutif daerah agar menetapkan satu hari bagi sekolah-sekolah di lingkup Tomia untuk menggunakan bahasa Tomia (termasuk bahasa Wakatobi lain di masing-masing Pulau) sebagai bahasa yang digunakan dalam kelas. 

Selain itu, di era desentralisasi sekarang, sangat penting bagi sekolah untuk menjadikan pelajaran “Bahasa Tomia dan Kearifan Lokal Tomia” sebagai mata pelajaran Muatan Lokal. Bila perlu pemerintah daerah mengadakan pembuatan buku ajar dan bacaan yang berbahasa Tomia.
Tentunya untuk mewujudkan itu butuh kerja kolektif. 

Masalah terkikisnya penggunaan bahasa Tomia adalah masalah kita bersama. Semua elemen masyarakat Tomia harus bahu bahu-membahu dalam semangat “Poasa Asa Pohamba Hamba”.

~Marwan Upi, Presiden Taman Baca Antopulu (TBA) Tomia.

Komentar

  1. Saya mau mengucapkan terimakasih yg tidak terhingga
    Serta penghargaan & rasa kagum yg setinggi-tingginya
    kepada KYAI ABDUL IMRON saya sudah kerja sebagai TKI
    selama 5 tahun Disingapura dengan gaji Rp 3.5jt/bln
    Tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
    Apalagi setiap bulan Harus mengirimi Ortu di indon
    Saya mengetahui situs KYAI ABDUL IMRON sebenarnya sdh lama
    dan jg nama besar Beliau
    tapi saya termasuk orang yg tidak terlalu yakin
    dengan hal gaib. Karna terdesak masalah ekonomi
    apalagi di negri orang akhirnya saya coba tlp beliau
    Saya bilang saya terlantar disingapur
    tidak ada ongkos pulang.
    dan KYAI ABDUL IMRON menjelaskan persaratanya.
    setelah saya kirim biaya ritualnya.
    beliau menyuruh saya untuk menunggu
    sekitar 3jam. dan pas waktu yg di janjikan beliau menghubungi
    dan memberikan no.togel mulanya saya ragu2
    apa mungkin angka ini akan jp. tapi hanya inilah jlnnya.
    dengan penuh pengharapan saya BET 200 lembar
    gaji bulan ini. dan saya benar2 tidak percaya & hampir pingsan
    angka yg diberikan ternyata benar2 Jackpot….!!!
    dapat BLT 500jt, sekali lagi terima kasih banyak KYAI
    sudah kapok kerja jadi TKI, rencana minggu depan mau pulang
    Buat KYAI,saya tidak akan lupa bantuan & budi baik KYAI.
    Demikian kisah nyata dari saya tanpa rekayasa.
    Buat Saudaraku yg mau mendapat modal dengan cepat

    ~~~Hub;KYAI ABDUL IMRON~~~

    Call: 082316749155

    WhatsApp: +6282316749155

    Yang Punya Room Trimakasih

    BalasHapus

Posting Komentar