Topeng babi ngepet

Babi kerap disalahkan ketika ada yang kehilangan uang secara misterius. Banyak yang meyakini bahwa hewan ini sebenarnya adalah jelmaan manusia yang punya ilmu hitam untuk mencuri uang. Kalau saya sih belum yakin perihal ini, soalnya baru sebatas cerita dari orang maupun dari acara-acara televisi. Karena babi ini jadi-jadian, maka disebutlah dengan sebutan babi ngepet. Saya juga tidak tau dari daerah mana asal mula cerita ini.

Baru-baru ini, kasus babi ngepet muncul dan menghebohkan kabar di media mainstream dan media sosial. Disitu diberitakan bahwa ada babi yang dipukul dan dibunuh oleh masyarakat karena dicurigai sebagai biang keladi dari hilangnya uang salah seorang warga. Keyakinan masyarakat itu dihembuskan oleh orang yang di kampungnya dikenal sebagai “ustad”. 

Belakangan setelah viralnya kabar ini, ada pihak terutama dari pecinta hewan mengecam warga yang melakukan pembunuhan terhadap hewan malang tersebut. Setelah kabar ini bergulir dan terus bergulir, akhirnya ketahuan sebab musabab dari kejadian ini. Ternyata “babi ngepet” yang dituduh sebagai sebab hilangnya uang salah seorang warga tersebut hanyalah rekayasa semata. Sandiwara tersebut ternyata diotaki oleh “ustad” tadi. Dia sengaja membeli babi di toko online untuk dijadikan kambing hitam. Waduh, akhirnya kambing hitam yang jadi korban lagi. Wkwkw.

Melihat kelakuan yang tidak pantas ini, membuat saya sejak awal menulis kata “ustad” dalam cerita ini. Saya membubuhinya dengan tanda “petik”. Ini saya maksudkan bahwa “ustad” tersebut sepertinya tidak layak disebut “ustad” karena “ustad” punya makna positif, sedangkan apa yang dilakukannya membuat makna itu jadi negatif.

Motif si ustad, menurut informasi yang beredar adalah agar popularitas si “ustad” naik dan nantinya akan ikut mendongkrak jumlah jamaahnya. Mungkin dia punya tujuan keduniaan dengan naiknya jumlah “followersnya”. Dengan jumlah pengikut yang banyak akan membuat pengaruhnya lebih wow. Entahlah. Sayangnya, sampai saat tulisan ini diproduksi, info yang saya dapat, si “ustad” diancam dengan hukuman seumur hidup karena membuat kegaduhan dari rekayasa yang dibuatnya. Semoga Allah mengampuni dosanya.

Menyaksikan kejadian ini, sering saya berpikir bahwa orang yang dari tampilannya adalah “suci” ternyata kadang punya sisi gelap yang akan mempermalukannya jika diketahui oleh masyarakat apalagi oleh  followersnya. Memang dunia ini penuh topeng. Saya pun menyaksikan betapa banyaknya orang yang dielu-elukan sebagai orang baik oleh media-media tapi dalam subjektivitas saya berdasarkan fakta-fakta yang ada, ternyata mereka berlindung di balik pakaian-pakaian topeng kebaikan yang ditampilkan selama ini. Tapi ini tidak semua karena masih banyak juga orang yang memang baik. 

Namun perlu diketahui, kita ini manusia yang punya kelemahan dan dosa sehingga tidak pantas untuk dilabeli dengan orang baik yang begitu sempurnah kebaikannya. Demikian juga “ustad” tadi. Dia khilaf karena pada manusia melekat khilaf padanya. Sekali lagi, semoga Allah mengampuni dosa dan meringankan hukuman penjaranya. Juga semoga Allah selalu mengampuni dosa-dosa saya dan kita semua termasuk dosa yang berlindung di balik topeng-topeng keduniaan selama ini.

Seandainya dosa kita memiliki bau maka tidak ada seorangpun yang mau duduk bersama kita.

Saya teringat perkataan indah dari salah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW, Ali bin Abi Thalib: “Dirimu yang sebenarnya adalah apa yang kamu lakukan disaat tiada orang yang melihatmu (saat sendiri)”. Karena disitu kita bisa merencanakan dan berbuat apa saja. Semua topeng yang melekat, kita tanggalkan. Kita benar-benar telanjang.

~Bau-bau, 20 Ramadhan 1442 / 5 Mei 2021
 

Komentar